09/02/11

101 Tilapia Project; Mudah Mengembangkan Nila Salin


Ibnu Sahidhir: 
Di tengah ancaman krisis pangan yang sempat mencuat isunya beberapa tahun belakangan ini, masih banyak lahan perikanan yang ditelantarkan tanpa diolah sedikitpun. Hal ini menimbulkan keprihatinan Kita semua. Jika Anda berkesempatan berkunjung ke areal pertambakan tradisional di sekitaran Aceh, Secara singkat dapat diperkirakan ada sekitar 40% lahan tambak yang ada sengaja diterlantarkan. Kita yakin bahwa masih ada jalan keluarnya.


Seperti diungkap dalam tulisan sebelumnya (AACCNewsletter Edisi Nov. 2009), Komaruddin menunjukkan bahwa banyaknya factor yang menyebabkan ditelantarkannya tambak tersebut dapat diatasi dengan menyajikan teknologi tepat guna. Dengan mengetengahkan beberapa bukti dari tambak percontohan, komoditas Ikan Nila beliau anggap dapat menjadi salah satu alternatifnya.

Budidaya ikan nila payau, layakkah ?

Jika Anda pernah memelihara ikan nila selama 5 bulan, maka Anda pasti tahu betapa tingginya produktifitas ikan ini. Tanpa banyak teknik satu induk betina ikan ini berukuran 4 ons, dengan mudah menghasilkan 1000 benih baru. Untuk pakan jangan tanya. Semua jenis bahan makanan cocok untuk perutnya. Tempat tinggalnya pun tak perlu yang mewah-mewah alias tidak perlu kualitas air yang terbaik. Dalam berbagai keadaan, ikan ini tergolong tahan banting.

Seperti dinyatakan oleh Komaruddin, ikan nila mampu hidup dalam rentang kadar garam yang luas. Hussain (2002) menyebutkan kisaran kadar garam 0-40 ppt. Bukan hanya itu, kemampuannya untuk berkembang biak juga tak hilang ketika hidup di air payau sekitar 5-15 ppt. Hebatnya, benih yang dihasilkan pada kondisi payau langsung mampu beradaptasi di air dengan kadar keasinan diatasnya.

Yang menakjubkan, benih nila air asin mampu tumbuh sebaik saudaranya di air tawar. Keuntungan lainnya, ikan nila yang dibesarkan di air laut tidak mampu kawin. Ini menyebabkan ikan nila tidak terhambat pertumbuhannya karena kurangnya makanan yang dibagi-bagi untuk anak dan cucu. Oleh karena itu masuk akal jika ada sebuah pengujian yang menunjukkan pertumbuhan ikan ini di air laut menjadi lebih baik.

Selain itu, ikan nila hasil tambak menurut sebagian orang mempunyai kualitas daging yang lebih baik, lebih kompak, padat dan kenyal. Mungkin ini terjadi karena faktor kadar garam di perairan yang cukup tinggi. Selain itu, setelah beberapa jam pasca pemanenen, daging ikan nila hasil dari tambak ini juga tidak mudah lembek, seperti halnya daging ikan nila yang dibudidayakan di waduk.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa usaha pembenihan dan pembesaran ikan nila di air asin layak dilakukan. Namun demikian, diperlukan cara dan strategi yang merakyat dan mudah diterima para petambak untuk mengembangkannya. Kalau bisa, cara yang diusulkan tidak mengeluarkan banyak biaya dan pikiran rumit tapi dengan kesuksesan yang relatif tinggi.


Strategi pembesaran ikan nila payau

Secara mudahnya mari kita awali ide kita ini dengan tujuan akhir. Supaya mudah dalam pengawasan kita buat paket kegiatan untuk luasan 1 hamparan tambak 100 ha atau 1 juta m2. Dengan padat tebar 2 ekor/m2 untuk budidaya nila tradisional, dibutuhkan benih total 2 juta ekor.

Jika benih awal yang ditebar 5-10 gr, dalam jangka waktu 3 bulan dapat diperoleh ikan nila berukuran 50 gr. Jika kelangsungan hidup ikan nila sekitar 70% maka dalam 3 bulan itu dapat diperoleh 70 ton ikan nila. Dengan kepadatan dan ukuran ikan seperti ini, lingkungan tidak lagi sanggup mendukung pertumbuhan. Totalnya, ukuran akan bervariasi. Yang besar, lebih dari 1 ons, bisa dipanen yang kecil dibesarkan kembali sampai lewat bulan ke-5.

Langkah-langkah:
  • Pengeringan total dengan kadar air tanah 20% untuk mempercepat pembusukan bahan organik.
  • Pemberantasan hama dapat dilakukan dengan penebaran saponin sekitar 500 kg/ha jika diperlukan.
  • Pengapuran dasar tambak dengan 250 – 300 kg CaO atau 750 kg CaCO3 per ha.
  • Pupuk kandang 1000–3000 kg per ha. Perbaikan kualitas pupuk kandang dapat dilakukan dengan menambahkan dedak 10% dan EM4 secukupnya. Setelah pupuk ditebar air dimasukkan setinggi 10 cm (difilter dengan saringan 1 mm) untuk mempercepat mineralisasi pupuk kandang selama 3 hari.
  • Air dinaikkan setinggi 80 cm kemudian dimasukkan 50 kg urea dan 50 kg TSP yang telah dilarutkan.
  • Setelah 2 minggu penebaran pupuk, kemudian dimasukkan benih berukuran 10 – 15 g sebanyak 20.000 ekor per ha.
  • Pemupukan lanjutan dapat dilakukan seminggu sekali sebanyak 500 kg/ha dengan cara disebar.
  • Jika ikan nila yang dipelihara bercampur jantan betina maka dapat setelah 2-3 bulan dapat diamati untuk dipanen sebagian untuk mencegah overpopulasi.
  • Setiap minggu dapat dilakukan sampling pertumbuhan. 

Strategi pembenihan ikan nila air payau

Benih sebanyak 2 juta ekor dapat diperoleh dari 2000 induk betina yang menghasilkan 1000 anak/induk. Jumlah ini sebenarnya bisa kita kurangi karena ikan nila dapat memijah 6-8 kali setahun. Dengan memperhitungkan hal ini maka kita hanya membutuhkan induk ikan nila betina sebanyak 333 ekor. Induk jantannya tak perlu banyak, cukup setengahnya atau 167 ekor.

Induk betina sebanyak 333 ekor dan jantan 167 ekor jika memijah 100% dengan jumlah pemijahan 6 x atau memijah 80% dengan pemijahan 8 kali sudah mencukupi kebutuhan 2 juta benih nila untuk per siklus. Dengan demikian, dibutuhkan 2 kali lipat induk untuk memenuhi kebutuhan benih ikan nila 2 siklus yakni 666 induk betina dan 333 induk jantan. Dalam 1 siklus, induk sebanyak ini dapat memenuhi kebutuhan 33 ha tambak air payau.

Sebelum dilakukan pembenihan, harus dipastikan bahwa air tambak pembenihan tidak melebihi 15 ppt, lebih baik jika bisa dibawah 12 ppt. Induk terlebih dulu dipelihara dalam hapa pematangan (10 m2). Kemudian, secara periodik induk dipilih yang birahi untuk dipijahkan di hapa pemijahan (10 m2). Induk yang telah memijah dimasukkan kembali ke hapa pematangan.

Setelah kuning telur habis, benih yang dihasilkan dikumpulkan untuk dipelihara dalam hapa (10 m2)pendederan 1 selama 4 minggu (>3cm). Lalu, benih dipindah ke hapa (10 m2) pendederan 2 selama 4 minggu (4 gr). Yang terakhir, benih dipelihara dalam hapa (10 m2) pendederan 3 selama 4 minggu (10 gr). Benih ukuran akhir ini sudah dapat ditebar ke tambak air payau.