10/11/10

Tanggung Jawab Membuat Skenario Hidup


@Ibnu Sahidhir -artaquaculture
Kita semua diajar bahwa hidup adalah karunia paling besar yang patut disyukuri. Namun sayang, kenyataan hidup sendiri tidak selamanya menyenangkan bagi setiap orang. Secara alamiah orang akan berusaha menghindar dari kesengsaraan dan jikalau bisa selalu mengalami kebahagiaan yang tak berjeda. Sebuah hukum kehidupan menyebutkan bahwa perolehan kenikmatan akan merangsang keinginan untuk meraih kenikmatan yang lebih tinggi dan jika tak diperolehnya maka kekecewaan akan dinetralisir oleh sikap menerima yang pasif. 
           Dari sudut pengalaman batin ini ada orang yang berpandangan bahwa karena ketidakbahagiaan adalah konsekuensi logis dari suatu keinginan maka dengan meniadakan keinginan akan diperoleh kebahagiaan sempurna. Tetapi, perlu diingat bahwa kesenangan yang hebat diperoleh karena munculnya keinginan yang begitu kuat. Dan tanpa ada keinginan maka hidup seperti tak berwarna lagi. Seharusnya pemahaman ini hanya dijadikan pengetahuan saja tidak untuk dinalar dengan kaku. Namun apapun keputusan tindakan yang Anda ambil jelas tanggung jawab Anda.

Permasalahannya, pandangan pasif dan apatis diatas akan sangat menurunkan kinerja duniawi dari negara jenis apapun. Dewasa ini, semua negara bersepakat untuk membuat perencanaan agar tercapai kemakmuran dunia. Dari nilai yang diyakini dan impian masa depan, setiap negara menentukan tujuan yang jelas dan mungkin tercapai yang berkaitan dengan rencana bersama antar negara. Dari tujuan, negara membuat kebijakan. Dari kebijakan dibuatlah program. Dari program muncullah evaluasi. Dan dari evaluasi berjalanlah perbaikan bertahap menuju kemakmuran. 

Begitu rapinya administrasi pemerintahan dunia saat ini dan begitu terhubungnya dengan tiap warga negara. Warga negara yang membangun negaranya adalah dia yang berusaha merencanakan hidupnya sesuai dengan tujuan negara. Mereka inilah yang meringankan beban negara. Dan warga negara yang menghancurkan negara adalah mereka yang berencana berlawanan dengan tujuan Negara dan bersantai menikmati semua sarana prasarana yang disediakan negara. Seharusnya mereka yang tidak berencana dalam hidupnya dicabut kewarganegaraannya dan dideportasi ke negara antah berantah tanpa kecuali.

Jadi apa yang harus kita lakukan untuk membantu Negara ? Jadikan diri Anda orang sukses. Siapa orang sukses itu ? Mereka adalah orang yang punya kontribusi pada masyarakat sebagai pemikir, pengelola, pelaksana pesuruh atau mereka yang sedang belajar menjadi salah satunya. Dimanakah kualifikasi Anda ? jika Anda tidak berada dimana pun berarti Anda adalah beban negara dan jika banyak orang seperti Anda maka negara akan segera hancur. Karena orang sukses secara langsung atau tidak langsung membawa serta orang lain sukses dan sebaliknya.

Di jaman kita, semua aktifitas fisik telah begitu dimudahkan. Semua terwujud karena kemajuan pemikiran manusia. Namun hasil ini hanya bisa terus berlanjut jika generasi berikutnya terkaderisasi. Dengan demikian dibutuhkan pendidikan yang mampu membawa peserta didik menguasai setiap jengkal teknologi yang ada bahkan mengembangkannya. Akan tetapi pendidikan bermutu itu mahal dan sangat mahal. Dan pendidikan yang mahal ini akan percuma jika motivasi-motivasi peserta didik untuk membangun negara (atau lebih detailnya membangun masa depan pribadi) gagal dipropagandakan. 

Motivasi sebagai tujuan pendidikan utama akan membangkitkan peserta didik untuk bertanya dan mencari jawab ‘Saya akan sukses sebagai apa dan bagaimana caranya ?’.  Orang yang termotivasi memiliki energy yang begitu dahsyatnya sehingga mampu menyelesaikan berbagai rintangan. Namun orang yang bermotivasi lemah akan mudah kalah dan mengalah hanya dengan sedikit hambatan. Keberhasilan pribadi bukan sesuatu yang tanpa jeda. Namun sela kegagalan dianggap sebagai pelajaran. Dengan demikian, gagal dan sukses selalu berakibat baik. Mereka menjadi orang yang tak dapat dihentikan kecuali karena kematian.

Bagaimana merencanakan hidup Anda ? pertanyaan bagus. Namun perlu diawali pertanyaan pendahuluan yakni Anda ingin dikenang sebagai apa. Pertanyaan ini berimplikasi pada profesi dan dalam bagian kehidupan yang mana Anda ingin mengambil bagian, berkontribusi dan menjadikan diri Anda sukses sembari menyukseskan orang lain. Setelah itu di kisaran masa produktif dalam hidup, Anda butuh belajar untuk mengajar. Anda tidak bisa memberi sesuatupun yang bukan milik Anda. Namun Anda juga harus menentukan tenggang waktu seberapa lama Anda harus belajar sehingga setelah selesai Anda bisa mulai berkontribusi. Dari kontribusi Anda akan memperoleh umpan balik seberapa besar kontribusi Anda dan apa yang bisa Anda perbaiki. Dengan akal sehat, Anda membuat improvisasi dan terbentuklah pengetahuan khas milik Anda. Mungkin untuk ini Anda perlu bertanya atau magang kepada mereka yang lebih berkemampuan.

Tabel dibawah ini akan membantu Anda membuat skenario penggunaan masa produktif dalam hidup Anda dalam rentang umur 24-60 tahun. Setiap bulan berisi kegiatan ‘belajar atau mengajar’, artinya hal khusus apa yang paling penting yang anda peroleh tiap bulan dan tanggung jawab apa yang ditambahkan kepada Anda sebagai buah dari kemampuan Anda yang mulai meningkat. Dengan demikian bisa disarikan di sebelah paling kanan, pengetahuan dan keterampilan jenis apa yang telah Anda peroleh dari belajar atau yang Anda butuhkan untuk mengajar/menerima tanggung jawab. Tabel ini ibarat semacam peta jalan yang bisa Anda buka setiap saat ketika melihat tiap langkah yang telah Anda ambil dan akibatnya. Berbagai pengalaman dan pendidikan tambahan mungkin akan banyak mengubah rencana awal Anda.

Perencanaan semacam ini penting sebab apa yang Anda peroleh akan lebih cepat Anda peroleh seandainya sudah ada lebih dulu dalam rencana Anda. Sesuatu yang tidak Anda cita-citakan tidak tercapai seringkali karena Anda belum pernah memikirkannya apalagi mencobanya.
Age
Year
January
February
...December
Gotten Skill & Knowledge
Needed Skill & Knowledge
24
2008





25
2009





26
2010





27
2011





28
2012





29
2013





30-60
2014-44