20/11/10

Kunci sukses akuakultur terletak pada kelestarian sel

 @Ibnu Sahidhir

1. Sel memiliki kerumitan tinggi dan satu-satunya unit tunggal yang dapat hidup mandiri
2. Organisme terdiri dari satu sel atau lebih
3. Sel dihasilkan dari sel lain.

Dengan demikian kehidupan berasal dari kehidupan dan kehidupan awal (entah Anda penganut evolusionis atau kreasionis) jelas suatu bentuk keajaiban puncak. Kedua paham ini bisa disatukan jika Anda mau menerima bahwa penciptaan sel pertama dan sel-sel berikutnya yang mengorganisir secara mandiri telah dengan rapi dibuat secara bertahap dan dituntun oleh sang Maha Kuasa. 


Kehidupan yang misterius ini yang telah menjadi pencarian manusia tak berkesudahan selama bermilenia lamanya berawal dari atom yang selain bentuk dari simpanan energi juga merupakan kesadaran terendah dunia fisik. Elektron yang selalu bergerak adalah bentuk terawal kesadaran tersebut. Dengan kemahacerdasan Tuhan, Ia menyusun dengan teratur dan sabar membuat jenis atom-atom yang berbeda. Dengannya dibuatlah senyawa yang lebih kompleks dan darinya Ia membuat ketetapan akan membuat dunia menjadi makhluk yang mampu memahami kehadiran-Nya. 

Namun makhluk berkesadaran ini, walaupun ia bisa mencipta seperti Penciptanya, bukanlah makhluk yang kuat. Ia bergantung pada kemurahan alam. Karena Ia hidup pada rentang kondisi tertentu yang ditakdirkan Tuhan. Kelestarian kehidupannya bergantung pada kemampuan dasar sel untuk menumpuk energi dan senyawa-senyawa kehidupan yang akan digunakan untuk memperbaiki dan memperbanyak diri. Jika alam tidak mendukungnya maka sudah pasti tak akan ada lagi hidup.

Tuhan telah menakdirkan bahwa Ia telah menciptakan dua jenis sel. Sel pertama mengambil yang mati untuk bergabung dengan kehidupan dan sel yang kedua menghancurkan yang hidup untuk kehidupan berikutnya. Untuk ini sel-sel mengkhususkan diri untuk mewariskan kehidupan pada yang lain sedangkan sel yang lain masuk ke dalam alam tak hidup sebagai sumber bahan mati untuk sel jenis pertama.Supaya ini terjadi, syarat-syarat lingkungan sangat banyak dan alam dari dulu telah membuktikan kebaikannya. Oleh karena itu usaha kita sekarang adalah mengoptimalkan kondisi alam supaya semua proses berjalan lebih efisien.

Untuk menumpuk energi sel perlu air, karbon, dan cahaya sedangkan untuk membuat energi sel perlu oksigen. Dibutuhkan bahan-bahan lain dengan proporsi tertentu untuk membuat kehidupan dasar yakni N (dalam bentuk senyawa ion NH4 dan NO3), P (dalam bentuk anion PO4), silikat (diatom), S, dan ion-ion yang membantu mempercepat reaksi dalam kondisi suhu rendah yaitu Ca, Mg, Fe, Cu , Co, Mo, Mn, B Zn, Cr, Se. Jadi tidak semua unsur dialam ada di tubuh organisme. Semua berjalan dalam pelarut air dengan kondisi keasaman sekitar 7 dengan suhu reaksi 36 derajat C. Kondisi terlalu jauh diluar jangkauan ini sel akan mati.

Sel kedua akan menggunakan hasil reaksi-reaksi kimia reduksi demineralisasi diatas menjadi potongan-potongan molekul kehidupan dasar yakni asam amino, asam lemak, monosakarida, dan tak diproses lebih lanjut seperti vitamin dan mineral. Namun demikian adanya semua ini bukan berarti sel ini aman. Akan ada sel lain yang berpotensi fagositik atau litik terhadap sel-sel yang diharapkan ini. Dengan demikian tugas berikutnya adalah memanipulasi lingkungan supaya sel-sel kompetitor direduksi ancamannya.

Dengan rentang kondisi lingkungan tepat, sumber energi melimpah dan tiadanya kompetitor maka sel-sel kita akan berkembang biak. Ikan dan udang akan tumbuh dan bertambah banyak memenuhi setiap relung kolam kita.