18/08/14

Pemeliharaan larva udang Pisang



Beberapa rangkaian kegiatan dalam pemeliharaan larva di mulai dari persiapan bak, penebaran nauplius, pemeliharaan larva stadia zoea, mysis, post larva dan transfer post larva. Persiapan bak pemeliharaan diawali dengan melakukan pencucian, pemasangan dan pengaturan aerasi. Kemudian masukkan air media sebanyak 60% dari total volume bak yang diikuti dengan penambahan Na2EDTA sebanyak 5–10 ppm. Penambahan air dilakukan setiap pergantian stadia sebanyak 20%. Stadia zoea merupakan perubahan stadia kedua dari daur hidup udang. Secara biologis stadia zoea telah mulai aktif mencari makan. Jenis pakan yang diberikan merupakan pakan alami dan pakan buatan. Pakan alami yang di berikan berupa alga diatom seperti Skeletonema costatum (60.000-80.000 sel/ml)dan Chaetoceros gracilis (150.000-500.000sel/ml), sedangkan pakan buatan dalam bentuk tepung dengan kandungan protein 60%. Pemberian pakan dilakukan setiap tiga jam sekali dengan pemberian pakan alami dan buatan secara bergantian (Tabel 1).
  

Tabel 1. Pemberian pakan Zoea

Hari ke -
Stadia
06.00
09.00
12.00
15.00
18.00
21.00
24.00
03.00
1
Zoea1
S
BP
S
MFM1
S
BP
S
MFM1
2
Zoea 2
S
BP
S
MFM1
S
BP
S
MFM1
3
Zoea 3
S
BP
S
MFM1
S
BP
S
MFM1

Keterangan : S=Skeletonema , MFM1 = Mixed Feed Penaeus Monodon 1
Catatan : Ransum Pakan buatan berdasarkan Kepadatan 1 juta nauplius pakan buatan 10 – 12 gram Kepadatan kurang dari 1 juta nauplius pakan buatan 8-10 gram.
Pakan buatan disaring (menggunakan saringan mesh size 200 µm) sebelum diberikan pada larva. Pada hari kedua dari pemeliharaan stadia zoea dilakukan pemberian antibakterial untuk mencegah peningkatan bakteri merugikan (misalnya penyakit kunang kunang). Pada hari ketiga dilakukan pemberian vitamin C sebanyak 2 ppm untuk meningkatkan daya tahan dari serangan penyakit saat proses moulting berlangsung.

Tabel 2. Parameter kualitas air ideal untuk pemeliharaan larva.
Variabel
Kisaran Ideal
Salinitas
29-33 ppt
pH
7.8-8.2
Suhu
28-32oC
Oksigen
> 4 ppm
Ammonia (NH3)
<0.1 ppm
Nitrit (NO2)
<0.1 ppm
Nitrat (NO3)
<10 ppm
H2S (Hydrogen Sulpida)
<0.003 ppm
         

Stadia mysis merupakan stadia perubahan dari zoea atau stadia ketiga dari daur hidup udang Pisang. Pada stadia mysis dilakukan penambahan air media sebanyak 20-30% serta dilakukan aplikasi antibakterial. Selain meningkatkan volume air dalam bak, penambahan air media juga membantu proses moulting dari stadia zoea ke stadia mysis. Mysis merupakan stadia yang penting, karena menentukan keberhasilan pada saat transisi menuju post larva (PL).

Pengalaman menunjukkan bahwa penanganan stadia mysis yang buruk sering mengakibatkan mortalitas yang tinggi pada fase transisi mysis ke post larva. Pakan yang diberikan berupa pakan alami dan pakan buatan (Tabel 3).
Tabel 3. Pemberian pakan mysis
Hari ke-
Stadia
06.00
09.00
12.00
15.00
18.00
21.00
24.00
03.00
1
M1
S
MFM1
S
Flex®
S
MFM1
S
Flex®
2
M2
S
MFM1
S
Flex®
S
MFM1
S
Flex®
3
M3
S
MFM1
S
Flex®
S
MFM1
S
Flex®
Keterangan : S=Skeletonema, MFM1=Mixed Feed Penaeus Monodon 2, Flex=Flex

Secara morfologi, stadia post larva menyerupai udang dewasa. Seiring dengan perubahan morfologi, sifat karnivor udang dewasa mulai muncul sehingga nauplius Artemia mulai diberikan. Jenis pakan ini sangat penting dan menjadi faktor penentu kualitas benih. Dosis pemberian nauplius Artemia sebanyak 60-80 individu/ekor post larva (Tabel 4).

Pergantian air media dapat dilakukan mulai stadia PL-4 berkisar 30-40%. Pada stadia PL-6 dilakukan transfer benih ke media yang baru. Transfer dilakukan agar kondisi benih lebih sehat dan lincah serta mengeliminir benih yang lemah. Benih yang ditransper sebelumnya di dipping selama ± 30 detik kedalam larutan formalin sebanyak 200 ppm. Hal ini dilakukan untuk mengeliminir benih yang tidak sehat.
 Tabel 4. Pemberian pakan post larva
Hari ke -
Stadia
06.00
09.00
12.00
15.00
18.00
21.00
24.00
03.00
1
PL 1
Art
MFM1
Art
Flex
Art
MFM1
Art
Flex
2
PL 2
Art
MFM1
Art
Flex
Art
MFM1
Art
Flex
3
PL 3
Art
MFM1
Art
Flex
Art
MFM1
Art
Flex
4
PL 4
Art
MFM2
Art
Flex
Art
MFM2
Art
Flex
5
PL 5
Art
MFM2
Art
Flex
Art
MFM2
Art
Flex
6
PL 6
Art
MFM2
Art
Flex
Art
MFM2
Art
Flex
7
PL 7
Art
MFM2
Art
Flex
Art
MFM2
Art
Flex
8
PL 8
Art
MFM2
Art
Flex
Art
MFM2
Art
Flex
9
PL 9
Art
MFM2
Art
Flex
Art
MFM2
Art
Flex
10
PL 10
Art
MFM2
Art
Flex
Art
MFM2
Art
Flex
11
PL 11
Art
MFM2
Art
Flex
Art
MFM2
Art
Flex
12
PL 12
Art
MFM2
Art
Flex
Art
MFM2
Art
Flex
Keterangan : Skele=Skeletonema , MFM1=Mixed Feed Penaeus Monodon1,
MFM2=Mixed Feed Penaeus Monodon2, Flex=Flex, Art=Artemia


Bila dibandingkan dengan post larva udang Windu, post larva udang Pisang memiliki karakteristik yang berbeda antara lain:
a. Post larva ke-3 sudah mulai menempel pada dinding bak
b. Fase post larva banyak terdapat di dasar bak
c. Warna badan kelihatan merah bening kehijauan dan transparan
d. Tangkai mata lebih melebar dan menonjol
e. Ukuran karapas agak lebih besar dari bagian abdomen
f. Pangkal telson lebih lebar
g. Larva lebih agresif dan lincah
h. Lebih sensitif pada hentakan atau getaran
i. Respon pakan lebih cepat