02/01/16

Pelopor Pakan Mandiri di Aceh




1. Pendahuluan
Harga pakan yang selalu meningkat telah mengurangi keuntungan pembudidaya ikan secara signifikan. Masalah ini memicu pembudidaya untuk mengusahakan pakan buatan sendiri. Isu tersebut ditanggapi secara serius oleh Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, KKP dengan membuat program nasional bernama GERPARI (Gerakan Pakan Mandiri) (Akuakultur 2015). Program GERPARI lebih difokuskan untuk ikan-ikan air tawar. Program ini membantu pembudidaya ikan dan institusi pemerintah lokal dengan pengadaaan mesin pakan, bahan baku dan pendampingan ahli.
Terkait dengan biaya, harga pakan mandiri harus terjangkau oleh masyarakat pembudidaya ikan. Oleh karena itu ditekankan bagi pembudidaya untuk memanfaatkan bahan-baku lokal. Lebih dari itu, kualitas pakan akan menjadi penentu keberhasilan pakan mandiri. Formula pakan, bahan baku dan cara pembuatan pakan adalah faktor utama yang menentukan kualitas pakan secara biologis.
Tulisan ini mengangkat sosialisasi pakan mandiri yang dilakukan oleh BPBAP Ujung Batee di Aceh. Kegiatan tersebut berupa pemasyarakatan pakan mandiri ke lingkup institusi pendidikan dan pembudidaya yang diwujudkan dalam bentuk pembuatan pakan di Balai, training, pelayanan pembuatan pakan, pendampingan pembuatan pakan dan manajemen pakan.
 

2. Metode
Tulisan ini dibuat dalam bentuk laporan kegiatan yang mencakup lingkup wilayah provinsi Aceh selama tahun 2014-2015. Ulasan perkembangan sosialisasi program pakan mandiri dijelaskan secara kategoris sebagai berikut:
1. Uji coba pakan
Pemasyarakatan pakan mandiri dimulai dengan ujicoba di balai untuk berbagai formula pakan untuk ikan bandeng dan nila.
2. Pelayanan publik
Balai telah melakukan pelayanan publik dalam bentuk perbantuan dalam ujicoba pakan untuk mahasiswa.
3. Training pembuatan pakan dan manajemen pakan
Pelatihan pembuatan pakan dilakukan di Aceh Barat. Training manajemen pakan diadakan di Aceh Tamiang, Aceh Timur, Lhokseumawe dan Pidie Jaya.
4. Pendampingan pembuatan pakan dan manajemen pakan dalam budidaya
Balai membantu berdirinya pabrik pakan mini masyarakat dengan nama ‘Bina Pakan Mandiri (Sekolah Pakan Ikan Rakyat)’ di Limpuk, Darussalam. Supervisi rutin dilakukan dengan topik utama yakni membuat formulasi pakan, pemrosesan pakan, suplementasi pakan, pakan untuk pengobatan, manajemen pakan dan pengelolaan air serta pengenalan pakan alami. 


3. Hasil dan Pembahasan
Pemasyarakatan pakan mandiri disambut dengan antusias oleh masyarakat. Pihak-pihak yang terkait dengan budidaya ikan merasa bahwa pakan adalah komponen vital dalam keberlangsungan bisnis. Kemampuan untuk memahami dan bahkan menguasai komponen ini berarti mengurangi risiko kegagalan budidaya. Ujicoba pakan dengan formula sederhana terbukti dapat diterima oleh komoditas ikan budidaya. Akademisi tertarik untuk melakukan ujicoba berbagai macam suplemen untuk menguatkan fungsi pakan secara khusus. Namun hal yang penting untuk digaris bawahi adalah bahwa keberhasilan pembuatan pakan apung sangat didukung oleh kemampuan permesinan pebisnis pakan.

3.1. Uji coba formula pakan
Pemasyarakatan pakan mandiri dimulai dengan ujicoba di balai untuk berbagai formula pakan untuk ikan omnivor. Formula pakan nabati untuk larva bandeng menunjukkan perbedaan yang tidak berarti bila dibandingkan dengan pakan pabrik. Demikian pula pakan gamal untuk pendederan bandeng dan ikan nila. Sedangkan formula pakan untuk pembesaran ikan nila terlihat mampu memperbaiki FCR dan meningkatkan kesehatan usus ikan nila

Formula pakan yang diujicobakan untuk ikan bandeng dan ikan nila
Bahan baku
Larva bandeng
Gelondongan bandeng dan nila
Pembesaran ikan nila
Tepung kedelai
70%
20%

Tepung kepala ikan

40%
50%
Tepung jagung

10%
18%
Tepung gamal

20%

Tepung dedak
15%

15%
Tepung terigu


10%
Tepung Skeletonema
5%


Tepung kanji
5%
5%
5%
Tepung arang


2%
Ragi
2%


Minyak sayur
3%
5%

Total
100%
100%
100%


Suplementasi pakan telah berhasil untuk fungsi-fungsi khusus. Penambahan arang sebesar 2% dapat menurunkan FCR dan memperbaiki kesehatan saluran cerna ikan. Selanjutnya, pemberian allicin dengan dosis 100-400 ppm ke dalam pakan dapat meningkatkan kelangsungan hidup ikan nila secara nyata. Lebih lanjut, fermentasi nanas dan rumput laut latoh (selain juga bisa sebagai sumber bahan baku baru) dapat mempercepat pengisian gonad induk betina ikan nila. Sedangkan fermentasi kedelai dan ikan dapat menggantikan peran Nannochloropsis sebagai pakan rotifer.

3.2. Pelayanan publik
Lab pakan telah memberikan bimbingan dalam pembuatan pakan terhadap 11 mahasiswa. Topik yang paling diminati mahasiswa adalah suplemen pakan. Selain aspek biaya yang relatif rendah, pengujian suplemen juga mudah dan cepat terlihat hasilnya.
Suplemen yang diuji berfungsi untuk memperbaiki efisiensi pakan dan kesehatan ikan dan udang. Topik tentang formula pakan untuk ikan khusus dan pengolahan bahan baku pakan relatif kurang diminati.

Kegiatan Pelayanan Publik
No
Nama
Institusi
Kegiatan
Waktu
1
Masniar
Universitas Syiah Kuala
Membuat pakan ikan papuyu
April, 2015
2
Agustiawati
Universitas Abul Yataama
Membuat tepung kedelai
April, 2015
3
Cut Nurul
Universitas Abul Yataama
Membuat tepung kedelai
April, 2015
4
Silman
Universitas Abul Yataama
Membuat pakan fermentasi kedelai untuk nila
Mei, 2015
5
Mayana
Universitas Syiah Kuala
Membuat pakan prebiotik bawang merah untuk papuyu
Mei, 2015
6
Lina
Universitas Abul Yataama
Suplemen bromelain untuk nila
Mei, 2015
7
Abdurrazak
Universitas Abul Yataama
Suplemen quercetin untuk nila
Mei, 2015
8
Yasir
Universitas Abul Yataama
Suplemen allicin untuk nila
Mei, 2015
9
Marlinda
Universitas Abul Yataama
Membuat pakan bersuplemen beta-karoten alami untuk windu
Juni 2015
10
Ferliadi
Universitas Abul Yataama
Membuat pakan caulerpa untuk nila
Juni 2015
11
Kadiron
Universitas Abul Yataama
Membuat pakan herbal untuk windu
Juni 2015

3.3. Training pembuatan pakan dan manajemen pakan
Pelatihan pertama untuk pengenalan pembuatan pakan secara sederhana dilakukan di Aceh Barat. Training tersebut bertujuan untuk memperkenalkan langkah-langkah yang umumnya dilakukan dalam pembuatan pakan. Bahan-bahan lokal diperkenalkan kepada peserta agar dapat disadari keberadaan dan kelimpahannya. Peserta sangat antusias dan berkeinginan untuk dilatih lebih jauh.
Training manajemen pakan diadakan di Aceh Tamiang, Aceh Timur, Lhokseumawe dan Pidie Jaya. Kegiatan assessment dan sosialisasi CBUB/BMP Udang (Cara Budidaya Udang yang Baik) bekerjasama dengan AAC (Aceh Aquaculture Cooperative) untuk petambak di 4 lokasi budidaya yakni Aceh Tamiang, Aceh Timur, Lhokseumawe, dan Pidie Jaya. Kegiatan ini dilakukan dari tanggal 3-7 Juni 2015 dan dihadiri oleh 169 pembudidaya udang.
Lab pakan, pada kegiatan ini, menyajikan topik khusus tentang manajemen pakan udang. Kepada para peserta dijelaskan teknik-teknik mengefisienkan pakan. Selain itu dijelaskan juga tentang peran pakan terhadap perjangkitan penyakit dan menurunnya kualitas lingkungan. Fokus ditekankan pada penyakit “white feces syndrome” untuk Pidie Jaya. Penjelasan lebih lanjut adalah penanganan pakan alami di tambak tradisional yakni efek blooming tanaman air dan pemupukan berlebih.

3.4. Pendampingan pembuatan pakan dan manajemen pakan dalam budidaya
Kelompok pembuatan pakan ikan mandiri ‘Sekolah Pakan Ikan Rakyat (Bina Pakan Mandiri)’ yang diusahakan oleh M. Faikal Novarios didirikan dengan supervisi BPBAP Ujung Batee. Proses supervisi ini dapat dilihat pada Tabel 3. Usaha ini dimulai pada akhir tahun 2014. Selain mengejar profit, visi usaha ini adalah mengedepankan pengembangan masyarakat dalam bidang perikanan budidaya. Pemilik usaha berkomitmen untuk menggandeng masyarakat dan juga lembaga pendidikan di sekitar tempat usaha untuk lebih peduli terhadap sektor budidaya perikanan. Sebagian dari kolam disediakan secara gratis untuk masyarakat yang ingin mencoba budidaya ikan dan bagi mahasiswa budidaya perairan untuk penelitian tahap akhir.

Bisnis berorientasi sosial ini juga memanfaatkan bahan baku lokal yang kurang termanfaatkan. Tepung ikan dibuat sendiri dengan bahan baku ikan rucah dan ikan tongkol lokal dari TPI Lam Pulo, Banda Aceh dan TPI Pusong, Aceh Utara. Pembuatan tepung ikan melalui proses perebusan, pengepresan, pengilingan, pengeringan dan penepungan. Limbah perikanan tangkap seperti kepala dan organ dalam ikan juga sedang diusahakan untuk dimanfaatkan sehingga meningkat nilai ekonominya dengan pembuatan silase ikan. Bahan baku lain seperti dedak halus diambil dari penggilingan padi lokal. Bahan baku suplemen pakan juga diperoleh dari bahan baku lokal. Semua bahan baku ditepungkan dan diramu dengan memperhatikan kebutuhan fisiologis ikan target dalam hal ini lele.

Pakan yang diproduksi adalah pakan apung, dibuat dengan mesin extruder produk China dengan kapasitas real 75 kg/jam. Untuk mencapai hasil tersebut, berbagai macam ujicoba telah dilakukan. Bahkan setelah dimodifikasi, sekarang mesin ekstruder dapat berproduksi real sekitar 100 kg/jam. Pakan yang dibuat dapat mengapung dengan daya tahan di air lebih dari 3 jam. Pakan masih diberikan sebatas pada ikan lele milik pribadi. FCR terendah yang pernah tercatat adalah 0,8 dengan kandungan tepung ikan sekitar 30%.

Saat ini kelompok Bina Pakan Mandiri dapat membuat pakan apung yang dikonsumsi oleh usaha budidaya sendiri. Penanganan kesehatan ikan dilakukan secara holistik bermula dari meminimalkan munculnya penyakit sampai strategi kuratif yang aman dengan aplikasi herbal.

Kegiatan supervisi pakan
No
Kegiatan
Waktu
 Status
1
Membuat pakan



Membuat formulasi pakan I
Maret
Diterapkan

Uji daya apung extruder (30-85% tepung ikan)
Maret
Terukur

Membuat formulasi pakan II
Mei
Diterapkan

Uji proksimat
Mei
Diuji
2
Membuat suplemen pakan



Membuat tepung arang sebagai suplemen
April
Diterapkan

Membuat fermentasi nanas
April
Diterapkan

Membuat silase mikrobial
April
Dibuat
3
Pakan untuk pengobatan



Pengujian quercetin
April
Diuji dan diterapkan

Pengujian allicin
April
Diuji dan diterapkan
4
Manajemen air untuk mendukung kinerja pakan



Pemakaian serasah
Mei
Diterapkan

Pemakaian Bekafish sebagai probiotik
Mei
Diterapkan

Pembuatan RABAL untuk air
Juni
Dibuat ulang
5
Mengembangkan pakan alami



Pemupukan
Juni
Diterapkan

Kultur Azolla
Juni
Dibuat ulang

Kultur kutu air
Juni
Dibuat ulang

4. Penutup
Pakan ikan mulai dikenal lebih dekat oleh masyarakat Aceh khususnya akademisi dan praktisi budidaya perikanan. Kesuksesan pengembangan pakan mandiri di masyarakat diawali dari tertanamnya keyakinan kuat dalam masyarakat pembudidaya ikan bahwa kemandirian pakan adalah dasar yang kuat untuk memperoleh kesuksesan budidaya secara jangka panjang. Setelah itu, pembelajaran terus menerus harus dilakukan masyarakat sampai semua harapan kemandirian pakan terpenuhi secara tuntas. Perkembangan pakan mandiri di Aceh telah memiliki pijakan awal yang baik yakni diterimanya sudut pandang tersebut. Eksekusi di lapangan juga menunjukkan bibit keberhasilan yang menonjol. Tugas selanjutnya adalah menjaga momentum dengan variasi program yang direncanakan secara strategis agar terjadi percepatan ke arah kemandirian pakan.
Referensi
Akuakultur. 2015. “Gerpari Untuk Indonesia Mandiri,” February.